Benteng Otanaha di tepi danau Limboto dibangun dengan materi utama Batu. Namun uniknya, watu-kerikil yang menjadi material utama untuk membangun benteng ini direkatkan dengan putih telur burung Maleo. Burung yang merupakan burung endemic Sulawesi.

Benteng Otanaha dibangun pada tahun 1522 oleh Raja Ilato. Benteng ini dibangun atas inisiatif para nakhoda kapal Portugis yang berlabuh di Pelabuhan Gorontalo. Tujuan awalnya ialah sebagai pertahanan dan keamanan negeri dari serangan musuh.
Bhan pembuatan benteng ini hanya dari pasir dan kerikil kapur. Lebih menakjubkan lagi, bila biasanya semen digunakan sebagai perekat, Benteng Otanaha hanya memakai telur burung maleo untuk merekatkan watu dan pasir.
Benteng Otanaha dibangun dengan tinggi 7 meter dan berdiameter sekitar 20 meter. Ada 3 benteng yang dihubungkan dengan jalan setapak untuk menuju tiap-tiap benteng.
Saat datang di atas benteng, bersiaplah menyaksikan panorama paling indah di Gorontalo. Dari atas Benteng Otanaha, mata pengunjung akan dimanjakan dengan panorama Kota Gorontalo dan Danau Limboto. Sepanjang mata memandang, yang terlihat yakni hijaunya perbukitan yang asri.

Simak juga: 11 kawasan wisata Gorontalo
Lokasi Benteng Otanaha
Benteng Otanaha merupakan objek wisata yang terletak di atas bukit di Kelurahan Dembe 1, Kecamatan Kota Barat, Kota Gorontalo, Gorontalo
Benteng Otanaha berjarak sekitar 8 km dari sentra Kota Gorontalo. Letaknya bersebelahan dengan Danau Limboto yang merupakan satu satunya danau di Gorontalo.
Rute Menuju Benteng Otanaha
Dari kota gorontalo, menuu benteng Rute yang diambil yaitu Gorontalo menuju Danau Limboto. Waktu yang dihabiskan pun sebentar, hanya 30 menit. Jalannya mengelilingi pinggiran danau yang sudah menjadi kebun dan rumah warga kemudian perbukitan kapur milik warga setempat.
Saat datang di Benteng Otanaha, pengunjung akan disambut sebuah gerabng selamat datang. Dari gerbang ini pengunjung akan diajak mendaki anak tangga yang jumlahnya kurang lebih 325 anak tangga.

Jalur pendakian tidak terlalu jauh, sesudah mendaki sekitar 10 menit, pengunjung mampu datang di puncak sekaligus Benteng Otanaha. Rasa capek yang mendera selama mendaki terbayarkan dikala liat pemandangan Danau Limboto.
Jam Buka Benteng Otanaha
Benteng Otanaha dibuka untuk kunjungan wisatawan, sejak pagi jam 08.00, hingga sore di jam 18.00.
Tiket Benteng Otanaha
Setelah tiba di gerbang di bawah kakai tangga, pengunjun benteng Otanaha akan diminta memebayar tiket masuk Rp 5.000.
Fasilitas Benteng Otanaha
Fasilitas yang disediakan pengelola benteng Otanaha juga sudah cukup lengkap. Daa taman utuk bersantai, ada podok-pondok bagus daerah berteduh, serta spot-spot strategis yang disediakan untuk pengunjung yang ingin mengabadikan moment berwisata di benteng ini.
Daya Tarik Benteng Otanaha
-
Struktur benteng

Simak juga: Uniknya Candi Lumbung
Komplek perbentengan Otanaha, yang terdiri atas 3 benteng di atas bukit Desa Dembe. Ketiga benteng itu yakni Otanaha, Ulupahu dan Otahiya. Ketiganya bangun kokoh sejak ratusan tahun lalu. Komplek peninggalan kala lalu Gorontalo ini biasa disebut benteng Otanaha saja sebab bentuknya paling unik dan posisinya paling atas.
Berbeda dengan benteng-benteng renta di Indonesia, yang lazimnya dibangun bangsa Portugis, Spanyol atau Belanda di tepi pantai, atau di gunung bila dibuat Jepang. Benteng Otanaha, Otahiya dan Ulupahu justru berdiri megah di atas bukit di pinggir Danau Limboto.
Benteng yang disusun dari bongkahan kerikil karang ini diduga dibuat oleh raja lokal di Gorontalo untuk mengawasi hamparan danau. Benteng Otanaha buatan Portugis tahun 1522 ini terletak di atas Bukit Desa Dembe .

Pada masanya Danau Limboto itu sangat luas dan penting, kapal-kapal mampu masuk ke dalam danau. Benteng tepi Danau yang berada di atas bukit ini berfungsi sebagai tempat pengawasan. Dari atas benteng, ujung danau di sisi seberang mampu dilihat dengan jelas, demikian juga pergerakan kapal-kapal yang hilir mudik.
Keberadaan benteng ini menegaskan arti penting Danau Limboto pada masanya. Permukaannya yang luas terbentang dari wilayah Kerajaan Limutu hingga sebagian wilayah Kerajaan Gorontalo. Diperkirakan beberapa desa di pinggiran danau mirip Lekobalo dan Batudaa dulunya ialah permukiman ramai.
Yang unik, di sekeliling dinding atas ketiga benteng ini terdapat celah untuk mengintai, mungkin juga untuk membidikkan senjata ke segala arah.
-
Sejarah Benteng

Simak juga: Keagungan Candi Prambanan
Otanaha sendiri berasal dari bahasa setempat dimana Ota yang mempunyai arti benteng dan Naha yang merupakan nama anak dari Raja Ilato yang menemukan kembali benteng ini. Benteng ini dahulu dibuat atas kesepakatan antara Raja Ilato dan Bangsa Portugis yang dikala itu datang di Gorontalo.
Benteng dibuat dengan tujuan sebagai benteng pertahanan dari serangan musuh. Namun, Portugis pada karenanya tidak menganggap kesepakatan tersebut dan berniat mengambil alih kekuasaan di Gorontalo.
Raja Ilato beserta masyarakat Gorontalo pun berperang melawan Portugis untuk mempertahankan wilayah Gorontalo. Setelah Portugis berhasil diusir dari Gorontalo, benteng ini dipakai sebagai benteng pertahanan oleh raja-raja selanjutnya.
-
Trekking menyenangkan

Untuk mencapai benteng Otanaha, pengunjung harus mendaki 351 anak tangga. Namun tak perlu khawatir kelelahan, sebab terdapat empat titik pesinggahan yang dapat digunakan untuk beristirahat sejenak menghirup udara segar perbukitan dan Danau Limboto.
Jika malas menaiki anak tangga, pengunjung dapat memakai sepeda motor atau mobil hingga area parkir yang terletak tepat di bawah benteng utama.
-
Keindahan alam sekitar

Simak juga: Pasir Merica Pantai Tanjung Aan
Bagi penggemar hidupan liar, tempat benteng ini merupakan tempat jelajah beberapa spesies burung. Termasuk yang endemik Sulawesi. Pada trend hujan, saat vegetasi tumbuh subur, banyak sekali burung yang tiba. Mereka mencari makan di belukar dan pepohonan.
Para fotografer alam liar Gorontalo yang tergabung dalam Masyarakat Fotografi Gorontalo (MFG) pernah menciptakan dokumentasi, tercatat ada Kehicap Ranting (Hypothymis azurea), Cucak Kutilang (Pycnonotus aurigaster), Cabai Panggul Kelabu (Dicaeum celebicum), Raja udang (Todiramphus chloris), Wiwik Uncuing (Cacomantis sepulcralis), Kepudang sungu tunggir putih (Coracina leucopygia).
Berikutnya terdapat juga, Kepudang Kuduk Hitam (Oriolus chinensis), Kadalan Sulawesi (Phaenicophaeus calyorhynchus), Cirik cirik (Meropogon forsteni), Sriganti (Nectarinia jugularis), Burung-Madu Kelapa (Anthreptes malacensis), Punai Gading (Treron vernans), Elang Bondol (Haliastur indus), Bilbong Pendeta (Streptocitta albicollis), Kangkok ranting (Cuculus saturates).

Bahkan tarsius, monyet mungil sekepalan tangan juga ditemukan di sini. Hewan nokturnal ini berada di rerimbunan semak, ketika senja atau menjelang fajar, bunyi “duet-call” jantan betina ramai memecahkan keheningan. Keindahan peninggalan kurun lalu selalu berbingkai pesona alam.
-
Museum pendaratan Soekarno
Di tepi Danau Limboto, terdapat Museum Pendaratan Pesawat Amfibi Soekarno yang dapat dikunjungi setelah puas menikmati pemandangan sekitar Benteng Otanaha. Museum ini berjarak sekitar 2 km dari Benteng Otanaha.
Selain sebagai obyek wisata sejarah, Benteng Otanaha juga menawarkan spot-spot yang manis untuk para pengunjung yang gemar berfoto dengan latar Danau Limboto.
Museum itu berjulukan Museum Pendaratan Pesawat Ampibi, alasannya ketika Soekarno berkunjung ke Gorontalo, dua kali menggunakan pesawat amfibi dan mendarat di Danau Limboto. Kala itu, kedalaman Danau Limboto diperkirakan lebih dari 20 meter.

Simak juga: Romantisnya Ilalang Pantai Baruna
Adapun museum tersebut berada sekitar 15 meter dari bibir danau. Sejatinya, bangunan yang sekarang menjadi museum tersebut ialah rumah peninggalan Belanda yang dibangun pada 1936. Selanjutnya, pada 29 Juni 2002 rumah itu direnovasi dan diresmikan sebagai museum.
Museum yang berupa rumah dengan arsitektur Belanda itu berukuran 5 meter x 15 meter. Ruangan di dalam museum terbagi menjadi dua sekat. Ruang bazar digunakan untuk memajang benda-benda kuno, seperti foto-foto Soekarno dan uang kertas di masa awal kemerdekaan RI.
Foto dan uang kertas terpajang rapi pada semua bagian dinding museum. Di ruang beranda atau ruang tamu, ada kotak kaca berukuran 1 meter x 1 meter. Kotak itu berisi tujuh buku dan satu radio transistor model kuno.
Buku-buku yang dipajang mengisahkan wacana sosok Soekarno dan salah satunya yaitu buku karya Soekarno yang populer, Di Bawah Bendera Revolusi, jilid pertama cetakan kedua.

Objek Wisata Dekat Benteng Otanaha
Masih di sekitaran kota gorontalo, terdapat objek lain, ialah bukit layang. Bukit layang menyuguhkan wisata alam perbukitan yang begitu memanjakan mata. Dari bukit daerah wisata Gorontalo ini, pengunjung dapat menikmati pemdangan kota gorontalo dari atas bukit. Bahkan pengunjung juga dapat berkemah di atas bukit untuk menikmati terbitnya matahari pada dikala pagi harinya.
Juga berada dekat dengan kota gorontalo, terdapat Jurenai. Pantai ini memiliki hamparan pasir putih dengan air bahari yang jernih.Pengunjung yang datang ke pantai ini dapat melakukan banyak sekali aktifitas seperti diving, renang, dan menyaksikan keindahan sunset dan Milky Way di malam hari.
Demikian mampu kami sampaikan sedkit hal mengenai keindahan benteng Otanaha. Saatnya menyusun planning untuk menjelajah di kawasan penuh tantangan, Gorontalo yang memesona.