Dimensi Bangunan
Dimensi Candi Tegowangi terbilang kecil kalau dibandingkan dengan candi Borobudur di Yogyakarta. Ketinggan kawasan peribadatan ini sendiri kurang lebih 4,35 meter dengan panjang dan lebar yaitu 11,20 meter x 11,20 meter.
foto by instagram.com/kampunginggris_pare_kediri
Candi Tegowangi menghadap ke Barat. Penyusun bangunan ini dari kerikil andesit. Namun keadaannya tidak utuh lagi, melainkan hanya menyisahkan bab kakinya saja. Bangunan ini sudah tidak mirip dulu lagi, sebab sudah mengalami pemugaran pada tahun 1983 hingga 1984.
Ada Relief
Walaupun hanya menyisahkan bab kakinya saja, candi ini masih memiliki dongeng dari reliefnya. Relief ini mampu dilihat dari dinding kaki bangunan ini. Relief ini merupakan sebuah pengertian gambar yang menceritakan cerita Sudamala.
foto by instagram.com/nuansalika
Namun dongeng ini belum akhir, alasannya adalah sisi Utara dari dinding kaki candi tersebut belum terpahat dan sisi Barat juga masih belum terpahat sepenuhnya. Kedua bab tersebut merupkan relief yang menceritakan bab selesai Sudamala.
Kisah Sudamala yang terpahat di dinding kaki candi ini mengisahkan wacana Bhatari Durga dan para Pandawa. Awal kisah ini dikala Kunti menghadap Bhatari Durga di Kuburan Setra Gandamayu.
foto by instagram.com/nuansalika
Tujuan Kunti ketika itu yakni untuk meminta sumbangan semoga para Pandawa selamat dalam perang Bharatayudha. Kunti khawatir dengan dua raksasa sakti, Kalantaka dan Kalanjaya saat itu membantu kubu Kurawa.
Bhatari Durga menerima usul Kunti, namun ada syarat, yakni Sadewa diberikan padanya. Kunti tentu tidak menyetujui usul Durga, namun sebab ketika itu dirasuki oleh Kalika, alhasil Kunti menyetujui undangan tersebut.
foto by instagram.com/batik_cittaka_dhomas
Durga lalu meminta Sadewa untuk meruwat dirinya dengan pemberian Bhatara Guru yang masuk ke dalam tubuhnya. Ruwat ini berhasil dan membuat Durga kembali menjadi Dewi Uma/ Parwaati yang berparas elok.
Dari peristiwa ini, Sadewa dinikahkan dengan anak Pendeta Tambrapetra sebagai ucapan terima kasih. Kisah Sudamala ini dapat dibaca dengan cara berlawanan arah jarum jam atau praswaya.
Peninggalan Kerajaan
foto by instagram.com/nuansalika
Dibangunnya candi dulu memiliki tujuan khusus. Sangat berbeda dengan dikala ini yang mana dibangun memang untuk kawasan peribadatan. Bangunan ini dulu digunakan sebagai kawasan pendermaan Bhre Matahun. Informasi ini berasal dari Kitab Paraton.
Mengutip gosip dari Wikipedia, dalam kitab Negarakertagama dijelaskan bila Bhre Matahun meninggal pada 1.388 masehi. Dari sini diperkirakan kalau bangunan ini dibangun pada tahun 1.400 ketika masa kerajaan Majapahit.
Inilah yang menimbulkan bangunan sejarah ini unik. Walaupun berada di kota Kediri, ternyata bangunan ini peninggalan kerajaan Majapahit.
foto by instagram.com/manktya
Bangunan bersejarah ini pertama kali dilaporkan oleh N. W. Hoepermans, lalu R.D.M. Verbeek, J. Knebel (1902), dan P.J. Perquin (1915). Belum diketahui secara pasti siapa penemu, namun kalau melihat penulis laporan pertama kali, bisa jadi N. W. Hoepermans.
Hal Dapat Dilakukan
Mengabadikan momen tentu menjadi kegiatan utama jikalau berada di tempat wisata sejarah. Tempat cocok sekali bagi para penyuka seni fotografi, alasannya adalah menciptakan foto dengan objek candi saja dan menjadikannya menawan tentu memerlukan teknik.
foto by instagram.com/endriekaprast
Terlepas hal itu, tidak perlu juga menjadi fotografer profesional. Bagian terpenting ialah momen bersama keluarga dikala berkunjung ke candi ini harus diabadikan dengan lensa kamera. Selain itu, pengetahuan akan sejarah zaman dulu juga dapat diperoleh. Setidaknya sudah peduli terhadap peninggalan orang di kala lalu.
Cara Menuju Lokasi
Perjalanan menuju daerah wisata sejarah Kediri ini sangatlah mudah dan mampu ditempuh dengan kendaraan beroda dua maupun empat. Perjalanan dimulai dari Alun-Alun Pare.
Dari sini kemudian ambil arah Barat menuju ke jalan Jendral Sudirman dan lurus sampai kurang lebih 5,5 km sampai berjumpa dengan SDN Tegowangi di kanan jalan.
Di sekolah dasar ini akan ada pertigaan, silahkan ambil arah kanan dan sampailah di Candi Tegowangi. Perjalanan menuju ke Candi Tegowangi juga dapat dilakukan dari arah yang lain, adalah dari Simpang Lima Gumul. Dari sini silahkan ambil arah ke Pare dan cukup ikuti sampai sampai di monumen Garuda Pancasila.
Setelah sampai di monumen, silahkan ambil arah kiri dan lurus sampai kurang lebih 2,9 km akan ada Sekolah Dasar Negeri Tegowangi. Lokasi candi ini hanya berjarak kurang lebih 1,5 km dari sekolah dasar tersebut.
Harga Tiket Masuk
Umumnya memasuki sebuah kawasan wisata sejarah, seperti kompleks percandian dikenakan biaya tiket masuk. Namun dari beberapa info yang didapatkan, ternyata memasuki daerah wisata Candi Tegowangi tidak memerlukan tiket masuk.
Mungkin hal ini dimaksudkan supaya banyak orang yang mengunjungi daerah wisata sejarah ini.
foto by instagram.com/endriekaprast
Candi Tegowangi mulai buka pukul 07.00 dan tutup pada pukul 15.00. Waktu yang paling tepat mengunjungi objek wisata sejarah ini yaitu dikala pagi dan sore. Pagi hari sekitar pukul 07.00 – 09.00 dan 14.00 – 15.00.
Namun waktu terbaik adalah pagi hari, alasannya sore masih cenderung panas.