Latar Belakang
Penamaan pemakaman ini berasal dari kata “kawah”. Kata ini berarti “kuali besar” dan “tengkurep” berarti “terbalik”. Seperti sebutannya, bentuk atap dari makam ini berbentuk kubah atau mirip dengan kuali, namun terbalik. Bangunan pemakaman telah dicat dengan warna lebih banyak didominasi hijau.
foto by instagram.com/faridabaderun
Bentuk makam ini merupakan akulturasi dari arsitektur Melayu, India dan China. Kompleks pemakaman ini tidak lepas dari Kesultanan Palembang Darussalam.
Luas kawasan pemakaman ini mencapai 1 hektar. Daerah ini terdiri dari 6 bangunan. Keenam bangunan ini dibangun untuk Sultan dan orang-orang terdekatnya.
Sejarah Legenda
Pembangunan pemakaman ini tercatat sejak tahun 1728 M atas titah Sultan Mahmud Baharuddin Jayo Wikramo. Tanah pemakaman ini dulunya yakni sebuat kawasan pencucian bahtera sehingga disebut Kambang Koci.
Saat perluasan area pelabuhan, pemakaman ini nyaris tergusur alasannya kalau dihitung jarak pemakaman dengan sungai Musi sekitar 100 meter. Terbilang sangat akrab.
foto by instagram.com/bang.entong
Konon, pada tahun 1997 telah disiapkan ratusan peti untuk memindahkan jasad dari pemakaman tersebut namun perjuangan ini tidak berjalan mulus. Terjadi musibah kecelakaan pesawat Silk Air di perairan Sungsang.
Anehnya, jumlah korban sama dengan jumlah peti yang rencananya untuk pemindahan kuburan. Sehingga pada karenanya peti-peti tersebut digunakan untuk para korban kecelakaan. Setidaknya jangan disangkut pautkan, sebab urusan hidup dan mati hanya Sang Maha Berkehendak yang mengetahuinya.
Cungkup Khusus
Dalam kompleks pemakaman Kawah Tengkurep ini terdapat empat cungkup, tiga sengaja diperuntukkan para sultan dan satu cungkup lainnya untuk putra putri sultan dan para pejabatnya. Berikut ini yaitu nama-nama tokoh yang telah dimakamkan di Kawah Tengkurep:
foto by instagram.com/faridabaderun
Cungkup I:
– Sultan Mahmud Baharuddin I wafat pada tahun 1756 Masehi
– Ratu Sepuh, ialah istri pertama Sultan berasal dari Jawa Tengah.
– Ratu Gading, ialah istri kedua Sultan berasal dari Kelantan (malaysia)
– Mas Ayu Ratu ( Liem Ban Nio), ialah istri ketiga Sultan berasal dari Cina
– Nyimas Naimah, adalah istri keempat Sultan berasal dari I Ilir
– Imam Sayyid Idrus Al Idrus dari Yaman Selatan merupakan guru spirtual Sultan
Cungkup II:
– Pangeran Ratu Kamuk wafat pada tahun 1755 Masehi
– Ratu Mudo adalah istri dari Pangeran Kamuk
– Sayyid Yusuf Al Angkawi yakni Imam penasehat Sultan
Cungkup III:
– Sultan Ahmad Najamuddin wafat pada tahun 1776 Masehi
– Masayu Dalem, yaitu istri Sultan Najamuddin
– Sayyid Abdur Rahman Maulana Tugaah, ialah imam sultan dari Yaman
Cungkup IV:
– Sultan Muhammad Bahauddin wafat pada tahun 1803 Masehi
– Ratu Agung merupakan istri dari Sultan Bahauddin
– Datuk Murni Hadad adalah Imam Sultan dari Arab Saudi
– Beberapa makam lainnya yang tidak terang/ tidak terbaca dengan terang
Di sisi luar dari cungkup terdapat beberapa makam diantaranya yakni makam dari Susuhunan Husin Diauddin yang wafat dalam pembuangan oleh Belanda di Jakarta, 1826. Awalnya, Husin Diauddin dimakamkan di Krukut namun lalu dipindahkan ke Palembang.
Bangunan Lama
foto by instagram.com/hendrajailani
Bangunan kompleks pemakaman ini masih orisinil tanpa ada sedikitpun renovasi. Hal ini dikarenakan ketebalan bangunan yang mencapai 1 meter sehingga dapat berdiri kokoh berpuluh-puluh tahun. Hal yang berubah hanyalah cat pada bangunan guna menjaga kebersihan dan juga supaya tetap terlihat segar.
Cara Ke Lokasi
Berlibur bersama keluarga dan sobat dekat ialah suatu momen yang menggembirakan. Berkeliling mengunjungi tempat wisata yaitu hal yang paling umum dilakukan. Bagi anda yang sedang berlibur di Kota Palembang aku sarankan untuk mengunjungi situs bersejarah Kawah Tengkurep.
foto by instagram.com/anakgaul.bengkulu
Kawah Tengkurep beralamat di Kelurahan 3 Ilir, Kecamatan Ilir Timur II, Palembang. Kompleks pemakaman akrab dengan sungai Musi, jaraknya sekitar 100 meter.
Untuk menuju ke kompleks pemakaman ini, anda dapat mengambil rute yang banyak disarankan ialah dari Jl. Veteran menuju ke Jl. Perintis kemerdekaan. Selanjutnya belok ke arah Jl. Letnan Kolonel Nuramin kemudian menuju Jl. Belabak.
foto by instagram.com/shariefshihab
Makam Kawah Tengkurep berada di Jl. Beladak di samping Masjid Al Muhajirin. Sebenarnya ada beberapa jalur menuju lokasi tergantung dari sisi mana anda berangkat menuju lokasi tersebut. Rute ini yakni rute paling umum karena melewati jalan raya.
Jika belum paham betul mengenai jalan-jalan dari rute tersebut, maka cobalah memakai GPS. Lokasi destinasi wisata sejarah di Palembang ini juga sudah mampu diakses di peta online. Jadi sangat membantu sebagai penunjuk arah.
Sangat disarankan jikalau ingin berkunjung ke kawasan wisata sejarah Palembang ini untuk menginap di hotel sentra kota Palembang. Selain jaraknya juga tidak terlalu jauh, lokasi ini juga terbilang sangat strategis.
foto by instagram.com/shariefshihab
Ada berbagai pilihan hotel dengan harga per malam bervariasi. Pastikan untuk menyesuaikan dengan budget perjalanan wisata. Jika ingin mencari hotel, sangat disarankan untuk melihat-lihat terlebih dahulu di situs booking hotel online.
Salah Satu Dokumentasi
Seperti yang kita ketahui bersama, kehidupan dimasa kini tidak luput dari gesekan tinta yang telah dituliskan di kala lampau. Dalam hal ini Palembang mempunyai sejarah yang sangat kental. Para pejuang telah berkorban demi menuliskan kala depan yang cerah.
Pemakaman Kawah Tengkurep sering dikunjungi wisatawan dari seluruh nusantara. Bahkan tidak sedikit turis mancanegara yang berkunjung ke kompleks pemakaman ini.
foto by instagram.com/shariefshihab
Tujuan dibukanya wisata pemakam ini bukanlah untuk memuja-muja atau meminta pada kuburan, melainkan untuk menjaga peninggalan sejarah serta menambah wawasan bagi para pengunjung yang tiba.
Dalam dunia pendidikan telah banyak dibuat artikel atau makalah yang menceritakan ihwal nilai sejarah dan cerita dari makam ini. Pengetahuan sejarah mampu bersumber dari manapun.
Baik dari buku-buku sejarah ataupun pencarian internet seperti dari wikipedia. Hal ini menjadi sesuatu yang baik alasannya adalah sejarah haruslah diteruskan atau diceritakan kepada penerus bangsa layaknya tongkat estafet.